Apa itu Parenting?

Parenting realitanya memiliki makna yang luas sehingga tidak hanya sebatas program pengasuhan orang tua terhadap anaknya saja.

Mengenal Gangguan Psikotik Skizofrenia

Bagaimana sebetulnya deskripsi mengenai gangguan psikotik skizofrenia dimulai dari definisi hingga proses terapinya.

Makna Filosofis logo Mozaik Psikologi

Logo Mozaik Psikologi dengan berbagai makna filosofis di dalamnya yang menjadi daya tarik dengan keotentikannya.

Tips Sukses Menyapih dengan Metode WWL ( Weaning With Love)

Sebuah Metode menyapih anak dengan cinta yang efektif untuk tetap menjaga attachment ibu dan anak .

Efektifitas Menggunakan KB Alami untuk Pasutri

Salah satu jenis KB yang bisa menjadi alternatif untuk pasutri tetap menjaga keharmonisan dibarengi kenyamanan fisik dan psikis.

Senin, 01 Juli 2019

Jenis-jenis stres : Eustress dan Distress


Stres ada 2 jenis, stres yang pertama adalah eustress dan yang kedua distress.
Eustress adalah stres yang positif dan bermanfaat, misalnya ketika seseorang mendapatkan tantangan baru yang membuatnya stres tapi pada dasarnya dia bisa melakukannya, hanya butuh waktu saja, sehingga pada akhirnya ia mendapatkan manfaat dari tantangan tersebut dan kualitas hidupnya lebih meningkat karena tantangan tersebut.
Distress adalah stres yang merusak dan berbahaya, misalnya ketika seseorang mendapatkan tantangan yang sama sekali diluar kemampuannya, ia benar-benar bukan ahlinya sama sekali, akhirnya stres yang dirasakannya dapat merusak kualitas hidupnya, menjadi tertekan, tidak semangat menjalani hari bahkan muncul perilaku-perilaku deskruptif lainnya.
Nah, kebanyakan orang menganggap bahwa stres itu hanya distress saja. Nyatanya ada eustress yang tentunya bermanfaat asalkan manajemen stres nya berjalan dengan optimal.
Salam Bahagia.
Selamat menjalani hari yang penuh tantangan..Fighting 😉

Kisruh rumah tangga selebriti dan riuhnya komentar netizen



Mozaik psikologi mencoba menanggapi fenomena yang terjadi saat ini ditengah maraknya perceraian yang terjadi di kalangan selebriti, entah itu selebriti tanah air ataupun luar negeri khususnya dan umumnya untuk seluruh masyarakat yang mengalami perceraian.

Netizen sontak berkomentar " jika kejadiannya begini maka yang salah berarti suaminya dong, jika kejadiannya begitu maka yang salah istrinya dong."

Tidak ada rumus pasti dalam sebuah pernikahan, jika kejadiannya seperti itu belum tentu juga penyebabnya seperti itu pula, ada banyak sekali variabel yang bisa melatarbelakangi pasangan memutuskan untuk menyudahi bahtera rumahtangganya. 

Perlu identifikasi mendalam untuk tau dan paham bukan hanya dari selentingan berita yang ikut lewat menghiasai layar saja, karena apa yang terlihat di permukaan belum tentu sama dengan apa yang ada didalamnya. Jika tidak yakin lebih baik mengurungkan niat untuk berkomentar karena bisa saja apa yang kita tuduhkan jatuh ke fitnah atau pencemaran nama baik belaka. 

Maka untuk azas kehati-hatian alangkah lebih baik kita lebih bijak dalam berkomentar apalagi menyangkut hal yang sangat jauh sekali untuk dijangkau. 

"Pernikahan adalah manajemen ketidakcocokan" kata Sophan Sophiaan dalam buku Psikologi Suami Istri karya Dr. Thariq Kamal An'Nuami. Maka tidaklah mudah untuk berkomentar lebih jauh tentang kehidupan pribadi seseorang, karena hanya pasangan yang bersangkutan lah yang tau, paham dan merasakan betul bagaimana kejadian sesungguhnya dibalik keputusan yang diambil.


Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi. 

Senin, 06 Mei 2019

Dampak Buruk Memaksakan Nilai Akademis Anak


Diakui atau tidak di era post modern ini banyak orangtua yang beranggapan bahwa anak yang sukses adalah anak dengan nilai akademis yang baik, tak sedikit orangtua yang memaksakan hal tersebut dan akhirnya menjejal anak dengan berbagai macam mata pelajaran bahkan sesampainya anak pulang sekolah yakni di rumah, efektifkah?

Kurikulum yang ada sekarang ini sudah sangat padat dibandingkan negara-negara lainnya, namun mau tak mau suka tak suka karena kita berada di negeri indonesia ya kita menerima saja namun tetap mengakali bagaimana caranya supaya anak tetap nyaman dan bahagia bersekolah. Nah oleh karena kurikulum yang ada pun sudah sangat banyak tak etis sebagai orangtua kita tidak memahami psikologis anak dengan memaksa anak menguasai semua bidang. Harapan orangtua hanya anak bisa menjadi juara kelas dengan nilai yang sangat memuaskan, itu saja. Ya memang hal tersebut tentu membuat orangtua bahagia, namun apakah pada realitanya yang menentukan kesuksesan anak hanya dari nilai lapor saja?

Ketika nilai akademis anak bobrok bahkan hanya standar saja orangtua memaki habis-habisan seakan-akan dunia akan runtuh karena hal tersebut. Benarkah anggapan tersebut?
Lalu apa dong yang harus dilakukan oleh orangtua ketika nilai akademis anak kurang memuaskan?

Orangtua wajib menganalisis dari berbagai faktor, berbagai sudut pandang apa alasan dibaliknya, apakah karena tuntutan dari orangtua, guru dan sekolah yang terlalu tinggi sehingga justru menyurutkan semangat anak, potensi anak jadi tidak keluar. Karena meskipun kecerdasan intelektual anak terhitung rata-rata jika anak rajin dan semangat belajar seyogyanya ia akan mampu mengikuti pelajaran dengan baik, akan mampu beradaptasi dengan baik. Selain itu apakah memang dari nilai lapor tersebut memang hampir semuanya bukan minat dan bakat anak tapi anak justru memiliki minat dan bakat lainnya yang tentunya dapat terlihat jelas pula pada nilai lapor, di mata pelajaran apa anak unggul? di mata pelajaran apa anak kurang unggul? itulah yang harus dianalisis dan dipahami orangtua. 

Kembangkanlah potensi anak dengan melihat nilai nya yang unggul, untuk nilai yang kurang inggil jangan dipaksa menjadi unggul karena memang tidak ada minat dan bakat anak disana.

Orangtua harus paham dulu arti sukses, tujuan sukses yang seperti apa yang harus dicapai anak, apakah dengan anak menjadi pegawai kantoran, apakah anak yang menghasilkan banyak uang? realitanya banyak sekali orang dewasa yang tetap melakukan bunuh diri meskipun bergelimang harta, berarti bukan itu dong yang disebut sukses. Lalu orang sukses itu yang seperti apa? orang sukses adalah orang yang bahagia dan kebahagiaan yang hakiki didapatkan oleh orang yang bersyukur. Itulah yang ditanamkan kepada anak, profesi apapun anak nantinya, anak kita adalah anak yang sukses jika disertai dengan bersyukur yang endingnya kebahagiaanlah yang ada.

Realitanya di dunia kerja orang sukses adalah yang bahagia dengan profesinya, lalu bagaimana caranya supaya bahagia? ya jelas ia harus bekerja sesuai minat dan bakatnya.  Salah satu cara melihat minat dan bakat anak yang dengan nilai akademis anak, mana yang paling unggul diantara semuanya dan anak pun memiliki minat yang sangat tinggi pula. Apalagi di jaman sekarang ini segala sesuatu ada ahli nya, ada spesialis nya, sayang sekali jika orangtua memaksakan anak unggul pada semua bidang sedangkan orangtua tidak tau mana yang paling unggul diantara semuanya.

Nyatanya untuk sukses bukan hanya intelectual quotient saja, ada emotional quotient dan spiritual quotient yang harus dikembangkan pula.  Tiga kecerdasan tersebut harus berjalan beriringan tidak bisa dipisahkan, misalnya anak hanya dikembangkan kecerdasan intelektual saja dan kecerdasan emosional seerta spritualnya dibiarkan, akan seperti apa di dunia kerja? begitupun anak yang hanya dikembangkan kecerdasan emosional saja tanpa mempertimbangkan penting pula kecerdasan intelektual dan spiritual akan seperti apa? dan berlaku pula untuk yang hanya mengembangkan kecerdasan sipritual anak.

Kepribadian anakpun harus diperhatikan, anak termasuk pribadi dengan karakteristik yang intovert ( tertutup ) ataukah ekstovert ( terbuka) ? di jaman sekarang ini dengan banyaknya lapangan kerja yang dapat disesuaikan dengan keperibadian anak, anak yang cenderung terbuka bisa berprofesi dengan pekerjaan yang intensitas bertemu dengan banyak orangnya lebih banyak, anak suka tampil di publik, anak tidak keberatan berada ditengah kerumunan orang, anak senang berkomunikasi dengan banyak orang. Sebaliknya untuk anak yang cenderung tertutup maka orangtua tidak boleh memaksa menjadi terbuka karena memang di jaman sekarang pekerjaan untuk orang tertutup pun banyak sekali, anak yang tidak seka bekerja dengan banyak orang, anak yang potensinya keluar saat menyendiri, anak bisa memiliki profesi yang tuntutan kerja nya berada di belakang layar, maka potensi anak pun akan keluar sama seperti anak yang terbuka.

Jika mencermati pernyataan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa nyatanya memaksakan nilai akademis anak sungguh tak ada faedahnya, malah akan menjadi sia-sia saja, karena nyatanya anak yang sukses bukan dilihat dari faktor akademis saja, ada kecerdasan emosional dan spiritual yang harus dicapai beriringan pula dengan kecerdasan intelektual.

Lalu apa saja dampak buruknya memaksakan nilai akademis anak? 

Pertama, anak yang dipaksa nilai akademisnya memuaskan cenderung menjadi anak yang pemalas. Kenapa pemalas? ya karena pada akhirnya ketika ia terpaksa melakuakn sesuatu yang tidak diinginkan ia menjadi malas melakukan hal tersbut, alih-alih menjadi semangat , yang ada kemalasan semakin mengakar karena sikap memaksa orangtua.

Kedua, ketika anak dipaksa nilainya bagus justru realitanya ia melakukan hal sebaliknya ( nilainya sangat tidak memuaskan). Anak yang dipaksa mendapat nilai A untuk semua pelajaran, realitanya kebanyakan hasilnya malah sebaliknya, mengapa? karena anak melakukan pemberontakkan, bukannya semangat tapi malah ingin menunjukkan bahwa ia tidak bisa dipaksa, tidak bisa dijajah, karena terlalu sering dipaksa dan dimarahi akhirnya anak menjadi kebal dan tertawa ketika melihat orangtuanya kesal dengan nilai akademisnya.

Ketiga, kalaupun dengan dipaksa nilai anak tetap bagus realitanya di kehidupan nyata nilai tersebut kurang terpakai dan minat bakat anak kurang tergali dengan baik. Anak yang menuruti saja apa yang diinginkan orangtua tanpa protes, buka berarti menjadi anak yang baik, namun bisa jadi anak takut untuk berpendapat kepada orangtuanya, orangtua dihormati anak karena rasa takut anak. Jika nyatanya nilai anak bagus karena dipaksa maka sesungguhnya potensi anak yang aslinya tidak akan keluar, anak tidak tau mana yang unggul pada dirinya, anak hanya fokus mendapatkan juara kelas dengan nilai yang memuaskan untuk semua mata pelajaran.

Keempat, anak yang dipaksa melakukan sesuatu yang bukan minat dan bakatnya maka minat dan bakat aslinya sulit untuk digali. Anak dipaksa nilainya bagus di bidang sains padahal potensi aslinya ada di ilmu sosial, maka anak akan sekuat tenaga memberikan nilai yang terbaik untuk bidang yang tidak diminatinya, begitupun sebaliknya, anak yang unggul di bidang sains namun orangtua ingin anak unggul di bidang sosial maka minat adan bakat anak dibidang sains lama-lama akan pudar seiringnya berjalan waktu.

Yang perlu digarisbawahi oleh orangtua adalah bahwa tidak ada suatu kebaikan apapun yang hasilnya baik jika dilakukan dengan keterpaksaan, tetap ada dua kemungkinan anak akan mengikuti alur orangtua namun dirinya tersiksa atau anak yang melakukan pemberontakkan. 

Jangan dipukul rata ya antara ibadah yang memang harus dipaksakan terlebih dahulu supaya biasa dengan penentuan minat dan bakat anak yang tidak boleh dipaksa, hal tersebut jelas amanah pula dari Rasulullah bahwa kita tidak dibenarkan mempersulit anak, permudahlah urusan anak.

Komunikasikanlah dengan komunikasi yang efektif dan produktif terkait nilai akademis anak yang akan berimbas pada potensi minat dan bakat anak, harus disepakati dan dirasakan efeknya oleh orangtua dan anak, bukan hanya oleh orangtua saja atau oleh anak saja.

Itu saja yang dapat disampaikan, mudah-mudahan dapat membuka wawasan dan bermanfaat untuk kita semua.

Salam Bahagia..
Mozaik Psikologi..



Rabu, 17 April 2019

Anak dalam perspektif islam

Sumber Gambar : islamkafah.com
Anak merupakan sebuah karunia yang tak ternilai harganya, anak adalah rezeki yang begitu mewah sehingga kita tidak bisa semena-mena, anak adalah titipan dariNya yang wajib kita jaga sekuat tenaga, jutaan orang diluaran sana yang menginginkan memiliki anak, lalu akankah kita masih tidak bersyukur disaat diberikan kesempatan untuk memiliki anak. Akankah kita masih tetap mengeluh dengan segala tingkah laku anak? 

Sebetulnya bagaimana pandangan islam terhadap anak? setidaknya minimal terdapat 5 poin pandangan islam terhadap anak yang dijelaskan dalam al-qur'an maupun haditsnya. Baiklah langsung saja kita bedah satu persatu ya.

1. Anak adalah investasi dunia dan akhirat karena anak adalah amanah Allah SWT
Memiliki seorang anak tentunya bukan hanya investasi untuk dunia saja, namun tentu investasi untuk akhirat. Jika orangtua mampu berinvestasi dengan tepat maka tentunya anak akan sangat menguntungkan baik itu di dunia ataupun diakhirat, namun sebaliknya jika orangtua tidak mampu berinvestasi dengan tepat maka jelaslah hal merugikanpun dapat mulai terasa ketika di dunia dan berlanjut di akhirat. Naudzubillah.

Investasi seperti apa yang dimaksud disini? berupa apa ya investasinya? investasi dari orangtua ke anak bisa berupa ilmu pengetahuan akan segala hal, baik itu ilmu duniawi ataupun ilmu ukhrawi. Ilmu yang orangtua tanamkan kepada anak sedari kecil akan menjadi investasi untuk anak hidup selama dewasa. Maka dari itu ilmu yang diberikan kepada anak haruslah tepat.

Mengapa kita wajib memberikan yang terbaik untuk anak? karena anak adalah amanah dari Allah SWT. Ia adalah titipan yang nyata yang harus dijaga sebaik-baiknya.

Hal tersebut termaktub jelas dalam QS Al- Maarij ayat 32 yang berbunyi seperti ini :


وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ

Artinya : Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat ( yang dipikulnya) dan janjinya.


Amanah disini dijelaskan dalan tafsir jalalain maksudnya adalah perkara agama dan dunia yang dipercayakan kepadanya untuk dijaga sebaik-baiknya.

Termaktub pula dan QS At-tahrim ayat 66 yang berbunyi seperti ini :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya : Hai orang-orang beriman, perihalarah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 

Jika melihat ayat dan tafsir tersebut maka anakpun termasuk amanah yang harus dipikul oleh orangtua sehingga orangtua wajib menjaga dengan sebaik-baiknya sampai suatu saat anak kita kembali kepada pemiliknya.

2. Anak adalah ujian
Tak sedikit orangtua yang merasa kesal dan marah ketika perilaku anak tidak sesuai dengan yang diharapkan bahkan sampai pada titik orangtua melakukan kekerasan fisik. Orangtua hanya senang ketika anak baik-baik saja, diam-diam saja, anak berprestasi namun melakukan hal sebaliknya ketika anak tak berperilaku baik-baik saja. Ketika anak melakukan kesalahan orangtua membentak sekeras-kerasanya namun ketika anak melakukan kebaikan ibu tidak mengapresiasi sama sekali.

Seimbanglah dalam berperilaku, jika anak melakukan kesalahan tergurlah dengan cara yang ma'ruf dan jika anak melakukan kebaikan apresiasi lah. Jangan sampai terus-terusan fokus dengan kesalahan anak dan mengesampingkan kebaikan anak.

Dalam sebuah hadits yang diriwatkan oleh Ahmad 17403, Ibnu Majah 3669, dan dishahihkan oleh Syuaib Al- arnauth yang artinya adalah :

" Siapa yang memiliki tiga anak perempuan lalu dia bersabar, memberinya makan, minum, pakaian dari hasil usahanya maka semuanya akan menjadi tameng dari neraka pada hari kiamat"

Sesuai hadits di atas sangatlah jelas jika orangtua bersabar maka balasannya adalah selamat dari neraka, kenapa orangtua harus sabar? ya karena anak adalah ujian. 

Dalam hadits lain disebutkan bahwa orangtua dilarang mempersulit anak dan harus menggembirakannya.

" Ajarlah, permudahlah dan jangan persulit, gembirakanlah dan jangan ditakut-takuti, jika saalah seorang dari kalian marah maka hendaklah berdiam diri " ( HR Ahmad & Bukhari).

Yang perlu digarisbawahi pada keterangan di atas adalah bahwa ketika orangtua marah hendaklah berdiam diri, bersabarlah karena memang anak adalah ujian.

3. Anak adalah penolong
Selain anak adalah ujian, anak juga adalah penolong untuk orangtuanya. Penolong seperti apa maksudnya ya? kita lihat 2 hadits di bawah ini :


إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِيْ الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ أَنىَّ لِيْ هَذِهِ ؟ فَيَقُوْلُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

Artinya : Sesungguhnya Allah benar-benar mengangkat derajat hamba-Nya yang shalih di syurga, maka ia bertanya : "wahai rabbku, darimana ini bisa terjadi?" maka Allah menjawab " dari istighfar anakmu kepadamu". ( HR Bukhari dalam Adab Mufrad, dari A bu Hurairah)

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya : Jika seseorang meninggal maka terputusalah semua amalannya kecuali tiga perkara ( yaitu ) shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do'a anak shaleh ( HR Muslim).

Sesuai hadits di atas sangatlah luar biasa ketika anak mampu menjad penolon g orangtuanya bukan hanya di dunia saja, namun di kehidupan abadi yaitu akhirat. Hanya ada satu syarat anak yang mampu mengangkat derajat orangtua dan do'a sampai pada orangtua meskipun orangtua sudah meninggal, apa itu? syaratnya adalah anaknya harus sholih. 

Anak yang tidak sholoh akankah mampu beristighfar kepada allah karena orangtuanya? anak yang tidak sholeh akankah mampu berdoa'a untuk kedua orangtuanya?

Maka fokus orangtua saat ini adalah jadikanlah anak kita anak yang sholih, bagaimana caranya? orangtua dulu yang harus sholih maka anak akan meniru.

4. Anak adalah qurrata a'yun/penyejuk mata
Anak terlahir ke dunia membawa kegembiraan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, mendengar tangisan anak, senyuman anak, anak berbicara, semua hal membuat orangtua merasa bahagia. Namun kebahagiaan itu seringkali tidak disyukuri hanya karena secuil kesalahan anak. Padahal justru orangtua lah yang berhutang banyak kepada anak, di saat orangtua sedang penat lalu melihat wajah anak, penat tersebut seketika hilang. Bukankah hal tersebut sering tidak terjadi tanpa kita sadari, anak adalah penyejuk mata untuk kedua orangtuanya yang tak lekang oleh waktu.

Hal tersebut termaktub dalam QS Al- imran ayat 14 yang berbunyi seperti ini :


زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ 
وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Artinya : Dijadikan indah pada ( pandangan) manusia kecintaan akan apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik. 

Dalam surat tersebut jelaslah disebutkan bahwa anak-anak adalah termasuk perhiasan dunia sehingga pada akhirnya mampu menjadi penyejuk mata untuk orangtuanya.

5. Anak lahir dalam keadaan fitrah
Dalam dunia psikologi disebutkan bahwa ketika anak terlahir ia seperti kertas kosong yang tidak ada isinya. Lalu bagaimana islam memandang hal ini? Kita sajikan terlebih dahulu keterangannya ya.

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

" Setiap anak yang terlahir ke dunia adalah fitrah, tinggal kedua orangtuanya lah yang menjadikannya yahudi, nashrani atau majusi". ( HR Bukhari)

Dalam islam anak adalah fitrah, fitrah disini dijelaskan dalam beberapa tafsir maksudnya adalah fitrah beragama islam. Sehingga orangtuanya lah yang menentukan apakah ia beragama selain islam. Jadi tidak tepat ya kalau mengatakan bahwa fitrah tersebut maksudnya adalah anak adalah kertas kosong yang tidak paham apapun. 

Namun diluar hal itu, teori terkait anak seperti kertas kosong bisa dikatakan ada benarnya,  karena anak memang belum paham apapun terntang hal duniawi ini, sehingga segala sesuatunya tergantung orangtua, mau melukiskan hal yang bai atau hal buruk pada anak? namun tetap teori ini tidak bisa dikaitkan dengan fitrah, karena jelas fitrah disana adalah beragama islam, menyembah allah, jadi sudah ada perjanjian sebelumnya dengan Allah.

Sekian sedikit penjelasan terkait anak dalam persepektif islam, masih banyak indikator terkait anak dalam islam, yang di atas hanyalah gambaran umum saja.

Semoga bermanfaat.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi.

Rabu, 27 Maret 2019

Konformitas : Perilaku Ikut-Ikutan

Sumber Gambar : dictio.id
Apa sebetulnya yang dimaksud dengan konformitas? singkatnya konformitas bisa disebut sebagai perilaku ikut-ikutan. Jelasnya seperti yang disampaikan oleh Sears, Freedman & Peplau ( 1985) menyatakan bahwa konformitas adalah menampilkan suatu tindakan karena orang lain juga melakukannya.

Sesuai penjelasan di atas rasanya konformitas sangat cocok sekali jika dibahas melihat fenomana saat ini dimana banyak orang melakukan konformitas. Berperilaku hanya karena orang lainpun melakukannya dan terkadang tidak tau betul alasan dibaliknya.

Maka dari itu penulis coba memaparkan mengenai penyebab apa saja yang membuat seeorang menyesuaikan diri / melakukan konformitas. Chek it out !!!

Sears, Freedman & Peplau ( 1985) menyatakan bahwa ada dua alasan utama mengapa seseorang menyesuaikan diri, yaitu karena perilaku orang lain memberikan manfaat dan ingin diterima secara sosial serta menghindari celaan.

1. Kurangnya Informasi
Orang melakukan konformitas penyebab pertamanya karena kurangnya informasi sehingga ia merasa bahwa orang lain memiliki informasi yang tidak dimiliki olehnya dan akhirnya ia mengikuti perilaku orang lain tersebut. Oleh dari itu, tingkat konformitas yang didasarkan pada aspek informasi memiliki dua aspek diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Kepercayaan terhadap kelompok, semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai informan yang benar maka semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok, ia akan mengikuti apapun yang dilakukan kelompoknya tanpa peduli dengan pendapat dirinya sendiri saking menganggap bahwa kelompoknya selalu benar. 
  • Kepercayaan yang lemah terhadap penilaian diri sendiri, salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat konformitas adalah timgkat keyakinannya terhadap kemampuannya sendiri untuk berperilaku dan menampilkan suatu reaksi, ketika seseorang lebih percaya diri dengan pendapatnya sendiri maka konformitaspun menjadi menurun.
Sumber Gambar : wonderspsychology.com
2. Rasa Takut terhadap Celaan Sosial
Alasan kedua yang utama munculnya konformitas adalah karena adanya rasa takut terhadap celaan sosial yang pada akhirnya ia berusaha menyesuaikan diri dan berperilaku seperti orang lain. Terdapat beberapa faktor yang menentukan bagaimana pengaruh celaan sosial terhadap tingkat konformitas, diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Rasa Takut terhadap penyimpangan, kebanyakan orang tidak ingin dipandang sebagai orang yang lain dari lain, kita ingin agar kelompok yang berada di sekitar kita menyukai dan menerima kita sehingga jika berselisih perasaan khawatir muncul. Orang yang tidak mau mengikuti apa yang berlaku dalam kelompok akan dianggap menyimpang dan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Oleh karena hal tersebut maka tingkat konformitaspun menjad lebih tinggi. 
  • Kekompakan Kelompok, peningkatan konformitas bisa terjadi karena adanya kekompakan dalam kelompok, kekompakan yang tinggi akan menimbulkan konformitas yang tinggi pula, hal tersebut disebabkan karena bila seorang anggota kelompok dekat dengan anggota kelompoknya yang lain tentunya akan terasa menyenangkan jika diakui dan terasa menyakitkan jika dicela sehingga perilaku menyesuaikan diri pun akan semakin tinggi karena kecenderungan seseorang ialah ingin diakui. 
  • Kesepakatan Kelompok, orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat maka akan mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya, namun bila kelompok tidak bersatu maka akan adanya penurunan tingkat konformitas, bahkan meskipun ada satu orang saja yang tidak sepakat maka tingkat konformitas akan menurun sekitar seperempat dari tingkat umumnya. 
  • Ukuran Kelompok, maksud ukuran kelompok disini misalnya adalah misalnya ada dua orang dalam satu ruangan dan satu orang menyebutkan ruangan tersebut dingin padahal satu orang lagi menganggap bahwa ruangan tersebut adalah hangat, maka orang kedua tidak akan percaya diri dengan pendapatnya, berbeda halnya jika dalam ruangan tersebut ada lima orang dan empat orang menyatakan bahwa ruangan tersebut hangat dan satu orang dingin, maka yang satu orang tersebut justru akan merasa bahwa ada yang salah dengan penilaiannya, itulah yang dimaksud ukuran kelompom disini. 
Demikian sedikit pemaparan terkait maksud dari konformitas dan penyebab yang melatarbelakanginya, ketika sudah mengetahui penyebabnya maka seyogyanya kita mampu menurunkan tingkat konformitas. 

Semoga artikel ini bermanfaat.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi. 

DAFTAR PUSTAKA

Sears, Freadman, Peplau. ( 1985). Psikologi Sosial. Jilid 2 edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Selasa, 26 Maret 2019

Tantangan Mendidik Anak Laki-Laki & Perempuan


Berawal dari sebuah peribahasa yang diungkapkan oleh forum feminitas bunda yang menyatakan bahwa " mendidik tidak bisa mendadak", hal tersebut tentunya menjadi sebuah pengingat untuk orangtua bahwa jika menginginkan anak yang berperilaku baik dan cerdas tidak bisa mendadak tanpa dipupuk sejak dini. Apa yang ditanam itulah yang dituai, jika sejak dini yang ditanam adalah kebaikan maka sampai dewasapun anak akan berperilaku baik begitupun sebaliknya. Jadi alangkah disayangkan jika orangtua sampai berpikiran bahwa "biarlah namanya juga masih kecil, kalau sudah besar tidak akan demikian" pernyataan orangtua yang seperti itu adalah salah besar, karena anak pun harus diberikan pupuk yang baik untuk menghasilkan sesuatu yang baik pula.

Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah apakah ada perbedaan antara mendidik anak laki-laki dan mendidik anak perempuan?

Sebelumnya harus diketahui bersama bahwa yang disebut sebagai anak bukan hanya pada fase kanak-kanak saja, namun memasuki usia remaja dan dewasa pun ia adalah anak kita yang harus tetap dididik sesuai dengan usianya masing-masing. Misalnya, orangtua tidak bisa mendidik anak yang usianya sudah remaja seperti ke kanak-kanak, begitupun sebaliknya anaknya yang masih fase kanak-kanak janganlah dididik seperti untuk usia remaja, begitupun untuk masa dewasa.

Selanjutnya akan sedikit dipaparkan bagaimana mendidik anak laki-laki dan perempuan dimulai dari fase kanak-kanak hingga dewasa.

Mendidik anak laki- laki fase kanak-kanak
Kenapa tidak dijelaskan mulai dari masa prenatal? karena pada masa awal-awal seperti itu tidak ada perbedaan yang mendasar dalam mendidik anak laki-laki dan perempuan, jadi dimulai pada masa kanak-kanak saja ya.

Pada fase kanak-kanak yang ditanamkan pada anak laki-laki adalah sebetulnya tidak jauh berbeda dibandingkan perempuan, namun tetap jika kelaki-lakiannya harus ditanamkan sejak dini, belajar mandiri dan tangguh. Ingat laki-laki yang kuat bukanlah laki-laki yang tidak pernah menangis, laki-laki boleh menangis jangan dilarang, jika sedari kecil ditanamkan laki-laki tidak boleh menangis maka ia akan melampiaskan ke hal lainnya yang tentunya bisa lebih parah dari menangis, misalnya anak laki-laki tidak diperbolehkan menangis tapi justru menjadi anak yang pemarah. Wajar saja anak menjad pemarah karena dengan cara marah ia berekspresinya. Laki-laki harus kuat tapi bukan berarti tak boleh manangis.

Untuk usia kanak-kanak biarkan anak laki-laki dekat dengan ayahnya, sesuai gendernya dengan tujuan anak lebih bisa meniru sifat kelaki-lakian dari ayahnya, kalau anak laki-laki hanya dekat dengan ibunya bahaya sekali untuk orientasi gendernya.



Mendidik anak laki-laki fase remaja
Pada fase remaja anak laki-laki sudah mulai mencari jati dirinya, sudah mulai terbuka minat bakatnya, sudah mulai memiliki keinginan sendiri. Tugas orangtua adalah menjadi sahabat anak dan tetap mendorong serta mengontrolnya, jadi lebih demokratis ya membebaskan tapi tetap dalam koridornya. Apalagi dengan lingkungan yang sudah mulai tidak kondusif di jaman ini, anak laki-laki haruslah ditanamkan rasa tanggungjawab terhadap dirinya sendiri.

Usia remaja anak laki-laki disarankan lebih dekat dengan lawan gendernya, yaitu ibunya. Maksudnya adalah karena fitrah di usia remaja sudah mulai menyukai lawan jenis, maka harus diarahkan bahwa jika alasannya ingin mengenal perempuan lebih jauh maka ibunya lah tempatnya, tidak peru mencari keluar jika belum siap menghalalkan. Ibu bisa menjelaskan bagaimana perempuan seutuhnya, agar saat dewasa anak sudah lebih paham bagaimana perempuan tanpa harus mencoba terlebih dahulu dengan yang belum halal.


Mendidik anak laki-laki fase dewasa

Sekarang masuk ke fase dewasa untuk anak laki-laki, pada fase ini anak dianggap sudah mampu mengambil keputusan sendiri asalkan pada fase sebelumnya anak memang dibiasakan untuk mandiri dan berekspresi. Tugas orangtua adalah mendukung, menjad sahabat namun tetap memberikan saran-saran yang berarti tanpa menjudge karena sejatinya pada usia dewasa anak sudah tidak suka terlalu diatur, maka orangtua harus mampu menyeimbangkan segala sesuatunya.

Mempersiapkan anak laki-laki untuk menikah jika dirasa sudah siap dan matang. Orangtua tetap menyokong dan tidak terlalu mencampuri semua urusan yang bukan porsi orangtua. Inilah tantangan mendidik anak laki-laki, anak laki-laki dari awal harus disiapkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik minimal untuk diri sendiri dan kedepannya untuk memimpin anak dan istri.


Namun sudah menjadi budaya bahwa hanya perempuanlah yang banyak dididik untuk berumah tangga, anak perempuan disiapkan untuk menjadi istri yang baik, namun orangtua seringkali lupa bahwa anak laki-lakinya pun harus disiapkan menjadi pemimpin yang baik. Seimbanglah yang dikedepankan, tidak hanya fokus ke anak perempuan saja atau[un fokus ke anak laki-laki saja.

Mendidik anak perempuan fase kanak-kanak

Mendidik anak perempuan pada fase ini sebetulnya tidak ada perbedaan yang berarti, orangtua menanamkan sifat keperempuanan seperti lemah lembut, tenang, bersuara pelan, menjaga diri dan tentunya mandiri pun bisa dibiasakan saat usia kanak-kanak. Ketika ibu memasak ajaklah anaknya, inipun berlaku untuk anak laki-laki ya. 

Seperti sebelumnya, masa kanak-kanak dekatkan anak sesuai dengan gendernya yaitu ibunya. Anak lebih bisa mengenal diri sendiri di usia ini jika dekat dengan ibunya. Ajaklah anak bermain sesuai dengan identitas gendernya sejak dini.


Mendidik anak perempuan fase remaja
Fase remaja untuk anak perempuan harus lebih diperhatikan, mengingat pada masa ini sifat-sifat keperempuanan sudah mulai melekat misalnya ingin diperhatikan, ingin dimanja dll. Sifat-sifat seperti ini jangan sampai ia mencari keluar rumah, kebutuhan-kebutuhan akan kasih sayang ini haruslah di dapatkan dari keluarga sendiri. Jadilah orangtua yang bersahabat dan tetap mendukung keinginan anaknya namun tetap mengawasi pula, tidak dibiarkan begitu saja. Anak perempuan fase ini pun tetap diajarkan kemandirian.

Saat fase remaja ini, anak perempuan sudah mulai tertarik dengan lawan jenis karena pubertas, maka jangan sampai ketertarikan tersebut menjadi menyimpang karena kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi di keluarga. Anak perempuan harus lah dekat dengan ayahnya saat usia ini, mendapat kasih sayang dan perhatian yang penuh dari ayahnya dengan tujuan anak tidak mencari kasih sayang terhadap lawan jenisnya, inilah kesalahan keluarga yang tidak banyak menyadari anak menjadi berpacaran karena memang kurang mendapatkan perhatian dari keluarga terutama ayahnya.

Mendidik anak perempuan fase dewasa
Fase dewasa pada anak perempuan merupakan fase yang rentan dimana pada fase ini sudah waktunya anak dipersiapkan menikah. Namun yang sering terjadi dewasa ini karena kesalahan dari fase sebelumnya, anak perempuan yang belum siap menikah namun karena sudah dewasa dianggap mampu untuk menikah, padahal menikah itu bukan hanya karena ingin saja namun harus ada kesiapan di dalamnya. Karena kesalahan inilah angka perceraian di indonesia khususnya terus meningkat.

Jadilah orangtua yang bersahabat dan menerima keputusan yang diambil anak namun tetap melihat segala sudut pandang untuk mendukung serta memberikan yang terbaik untuk anak.

Didiklah anak perempuan untuk menjadi ma'mum yang baik saat berumahtangga kelak, menjadi istri yang taat pada suami dan mampu menghidupkan rumahtangganya dengan sentuhan kasih sayangnya. Laki-laki adalah pemimpin untuk anak istrinya dan perempuan adalah pemimpin untuk anaknya.

Demikian sedikit pemaparan terkait dengan hal-hal apa saja yang perlu ditanamkan pada anak laki-laki dan perempuan sesuai dengan fase perkembangannya.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi.

Kamis, 21 Maret 2019

Taman Air Sabda Alam Cipanas


Garut merupakan salah satu kabupaten dengan beragam destinasi wisata, yang pengunjungnya senantiasa ramai salah satunya adalah pemandian air panas di daerah cipanas. Cipanas ini memiliki banyak sekali tempat pemandian baik itu berupa taman air maupun hotel dan resort. Salah satunya ya sabda alam ini, selain ada hotel dan resort nya sabda alam pun dilengkapi dengan taman air yang cukup nyaman dijadikan pilihan berenang bersama keluarga tercinta.

Sabda Alam ini letaknya di Jl. Raya Cipanas, No. 3, Rancabango, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. 


Foto di atas diambil di pagi hari ya, jadi lahan parkirnya masih kosong dan cuacanya pun adem untuk berendam.
Harga tiket masuk ke sabda alam ini cukup terjangkau, tidak jauh berbeda dengan pemandian-pemandian lainnya yaitu untuk weekday 30.000 rupiah dan weekend 40.000 per orangnya.


Masih sepi ya guys, cocok untuk agan dan sista yang tidak terlalu suka keramaian, karena semakin siang semakin ramai nih pemandian.







Wahana Air cukup banyak yaa diantaranya adalah waterboom, kuda laut, nampan tumpah, jamur payung, flying fox, goa harimau, trampolin, kolam arus dll.
Namun di sabda alam ini jangan heran kalau airnya tidak terlalu panas, hanya hangat sedikit. Jika ingin mandi air panas bisa sambil  di kamar mandi airnya sangat panas sekali.


Jika view nya dari atas sebetulnya sabda alam ini sangatlah indah karena dikelilingi oleh gunung guntur garut.
Untuk traveler's yang belum mencoba, selamat mencoba yah.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi.

Rabu, 20 Maret 2019

Jadilah orangtua yang dihormati tanpa ditakuti


Menjadi orangtua tentunya bukanlah hal yang mudah karena dibalik kesenangan ada juga tanggungjawab yang harus dipikul setelah menjadi orangtua, misalnya bagi seorang ibu yang berat itu bukan saat mengandung dan melahirkan namun justru setelahnya, mau dibawa kemana anak kita? 

Bagi seorang ayah yang berat itu bukanlah mencari nafkah namun bertanggungjawab dalam hal mendidik anak, karena seperti yang diketahui bersama mendidik anak itu bukanlah perkara dunia saja namun perkara akhirat pun ada ditangan orangtua. Terasa begitu berat bukan?

Lalu bagaimana cara mendidik anak dengan segala keunikannya, dengan segala karakternya, dengan segala keperibadiannya yang tentunya bukanlah hal mudah ditangani jika visi misi keluarga adalah bahagia kedua belah pihak, yaitu orangtua bahagia dan anakpun bahagia.

Selalu ada tangis yang menyelimuti di saat orangtua berusaha memberikan yang terbaik namun anak belum bahkan tidak menerima.

Ada teriakkan yang membisingkan saat orangtua dan anak berkompromi untuk mencapai keinginan bersama.

Sumber Gambar : orami.co.id
Lalu dengan cara apakah orangtua menanamkan pendidikan kepada anak tanpa menghujat, memaki, berteriak, menghardik bahkan melakukan agresi fisik?

Ya tentunya dengan cara sebaliknya, dengan kelembutan sebagaimana dicontohkan oleh baginda rasulullah, untuk meluluhkan hati ya dengan kelembutan bukan dengan kekerasan. Kekerasan fisik akan melahirkan kekerasan fisik pula, kekerasan psikis akan melahirkan kekerasan psikis pula.

Kelembutan akan menembus diri anak yang terdalam yang implikasinya terhadap sikap dan perilaku anak.

Apalagi mengingat anak yang merupakan peniru ulung orangtuanya, orangtua melarang anak memukul dengan cara memukul? apa yang terjadi selanjutnya? ya anak memukul lebih keras. Kalaupun anak menjadi diam, terlihat berubah menjadi baik karena pukulan orangtua, sebetulnya anak tidak benar-benar berubah namun merepres dan mengeluarkannya diluar disaat orangttua tidak ada. Jadi anak berhenti memukul bukan karena sadar akan kesalahannya namun karena takut terhadap orangtua.

Sampai disini jelas kan yah, perbedaan yang sangat mendasar dari orangtua yang dihormati atau orangtua yang ditakuti.

Orangtua yang ditakuti melahirkan anak yang berontak atau pendiam sebaliknya orangtua yang dihormati melahirkan anak yang ceria dan lebih ekspresif.

Anak yang takut terhadap orangtuanya akan menurut saja terhadap semua perintah orangtuanya tanpa membantah dan akhirnya melampiaskan diluar orangtuanya sedangkan anak yang menghormati orangtua nya akan mampu memilah mana saatnya ia menurut dan mana saatnya ia berkompromi mengekspresikan keinginannya.

Pertanyaannya adalah ingin menjadi orangtua seperti apa kita?
Pilihan yang dibuat saat anak masih dini akan berpengaruh sampai anak kita dewasa nanti.

Jadilah orangtua yang dihormati tanpa ditakuti.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi. 



Selasa, 19 Maret 2019

Mitos Vs Fakta : Jika Bayi Menangis Biarkan Saja Dulu Untuk Melatih Paru-Parunya



Bayi lahir ke dunia tentunya merupakan momen yang membahagiakan khususnya untuk kedua orangtuanya termasuk ibu. Bayi mungil yang dinanti-nantikan dalam penantian panjang selama masa kehamilan sembilan bulan, bahkan tak sedikit orangtua yang menunggu selama bertahun-tahun untuk bisa hamil dan melahirkan anaknya, tak sedikit orangtua yang melakukan segala cara, segala program kehamilan dilakukan demi hadirnya kebahagiaan baru. Maka nikmat tuhan yang mana lagi yang engkau dustakan seperti termaktub dalam QS Ar-rahman sebanyak 31 kali itu. Namun pada realitanya tak sedikit setelah bayi lahir kebahagiaan itu terasa sekejap karena tertekan oleh bejubel kesulitan yang dihadapi setelah lahirnya anak, tak sedikit orangtua yang mengalami baby blues karena nyatanya mengurus anak tak semudah terlihatnya. 

Namun banyak pula orangtua yang tetap bahagia seiring berjalannya waktu karena menikmati setiap proses yang memang harus dilalui. Menikmati karena memiliki pengetahuan bahwasannya memang seperti inilah prosesnya dan orangtua wajib terus belajar dan belajar untuk lebih baik lagi. 

Bayi yang lahir akan dikatakan normal jika bayi tersebut menangis, karena menangis adalah salah satu indikatornya. Di usia awal bayi lahir pun aktifitasnya selain dari tidur, menyusu yaitu menangis. Mengapa menangis? ya karena itu fitrah alami bayi dalam mengungkapkan emosinya, itulah cara komunikasi bayi ketika membutuhkan sesuatu. Bayi mengompol menangis, bayi BAB menangis, bayi kehausan nangis, bayi lapar menangis, bayi kepanasan nangis, bayi kedinginan menangis, itulah cara bayi berkomunikasi yang harus dipenuhi sesegera mungkin.

Kenapa mesti dipenuhi sesegera mungkin? karena secara naluriah pun orangtua paham bahwa bayi lahir ke dunia yang menurutnya begitu dingin dibandingkan selama sembilan bulan dalam kehangatan berada dalam rahim ibundanya, bayi harus beradaptasi dengan hal tersebut, beradaptasi dalam segala hal. Nah sekarang ketika bayi menangis masa kita biarkan terlebih dahulu dengan dalih supaya anak mandiri, anak gak manja, anak gak cengeng lah, bayi seusia itu belum memiliki tugas perkembangan demikian. Ada saatnya anak memang harus dilatih mandiri tapi bukan semenjak bayi lahir. Bayi baru lahir yang dibutuhkan olehnya adalah kenyamanan dan keamanan. Jika dengan dalih agar anak mandiri dibiarkan ketika menangis berarti orangtua tidak memenuhi hak anak untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanannya.

Selain dari itu, tak sedikit orangtua yang beranggapan bahwa membiarkan bayi menangis terlebih dahulu akan melatih kesehatan paru-parunya. Pernyataan tersebut mitos atau fakta?

Jawabannya adalah mitos, lalu bagaimana faktanya?
Seperti dilansir dalam healthdetik.com yang menyatakan bahwa tidak benar bayi dibiarkan menangis akan menyehatkan paru-parunya, justru sebaliknya bayi yang dibiarkan menangis dalam jangka waktu yang lama beresiko mengalami gangguan perkembangan otak, dan gangguan psikisnya karena stres, stres akut dapat menyebabkan reaksi hormonal berantai yang pada akhirnya memicu kelenjar adrenalin untuk melepaskan hormon stres. Hal tersbut diungkapkan oleh dr. Meta Hanindita, SpA.

Demikian sedikit deskripsi mengenai mitos atau fakta bayi menangis yang dibiarkan apakah akan menyehatkan paru-paru ataukah sebaliknya? jawabannya mitos ya karena faktanya gal tersebut akan menimbulkan ganggan baik secara fisik ataupun psikologis.

Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat untuk kita semua.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi.

Senin, 25 Februari 2019

40 Keuntungan Menyusui Untuk Ibu & Anak Secara Fisik, Psikologis dan Lainnya

Sumber Gambar : beautynesia.com
Menyusui merupakan salah satu hal yang seringkali menjadi perbincangan di kalangan emak-emak, terlebih lagi dewasa ini menyusui anak menjadi sebuah kemewahan karena realitanya banyak sekali emak-emak yang enggan menyusui anaknya padahal tanpa ada udzur atau halangan apapun. Semua ibu dan anak memiliki cerita masing-masing dalam pengambilan keputusan apakah ia memutusakan menyusui anaknya secara langsung ataukah tidak, kita tidak dibenarkan untuk menjudge keputusan tersebut karena kita tidak benar-benar tahu alasan dibalik hal tersebut. Bisa saja seorang ibu memutusan tidak menyusui karena memang ASI ( Air Susu Ibu) benar-benar kering meskipun telah di stimulasi sedemikian rupa, bisa saja puting nya terlalu besar sehingga justru membuat anak tidak nyaman karena mulutnya tidak masuk dan ASI berceceran kemana-mana dan orangtua tersebut belum memiliki pengetahuan tentang bisa menggunakan cara diperah, selanjutnya bisa saja putingnya terlalu kecil bahkan tidak keluar sehingga anak sulit menyusu pula dan akhirnya emaknya yang bengkak payudaranya serta meriang, kemudian bisa saja karena ibu atau anaknya pasca anak lahir dirawat sekian lama sehingga pemberian ASI tidak optimal dan akhirnya produksi ASI sedikit bahkan tak ada, dan berbagai kondisi lainnya yang hanya pengambil keputusan yang tau.

Namun penulis disini berusaha untuk mengajak dan membuka pikiran bagi para orangtua yang tidak memiliki kendala seperti di atas namun tetap memilih untuk tidak menyusui anaknya dengan alasan gak mau ribet, gak mau begadang tiap malam karena gak bisa tidur jika anak menyusu dan berbagai alasan lainnya yang sebetulnya masih bisa ditolelir asalkan ada niat yang kuat. Jika alasan yang digunakan adalah hal tersebut justru bunda salah besar karena realitanya keuntungan menyusui lebih buanyaak dibandingkan alasan-alasan tersebut, keuntungannya pun bukan hanya untuk anak saja namun untuk bunda pula, keuntungannya pun bukan segi fisik saja namun segi psikologisnya. 

Disini penulis tidak akan membeda-bedakan mana yang menyusui secara langsung ataupun diperah, memang idealnya menyusui secara langsung tapi kita tidak boleh menutup mata terhadap ibu bekerja namun tetap memperjuangakan ingin memberikan ASI kepada anaknya, ASI diperah juga tidak semudah terlihatnya loh, tetap perlu kesabaran didalamnya. 

Yuk, kita kupas satu persatu dari 40 keuntungan menyusui untuk ibu dan anak baik itu secara fisik, psikologis dan lainnya yang tentunya sangat penting sekali diketahui oleh para orangtua yang mudah-mudahan bisa menjadi motivasi untuk menyusui anaknya. Karena kebanyakan orangtua hanya tau keuntungan menyusui untuk anaknya saja, padahal buanyaak sekali keuntungan menyusui untuk ibu yang tentunya sayang sekali jika dilewatkan.

Keuntungan Untuk Ibu ( Fisik) 

1. Diet Alami
Pasca Melahirkan berat badan ibu akan naik drastis dari biasanya namun dengan menyusui kalori yang masuk ke dalam tubuh ibu akan lebih mudah dikeluarkan, mengapa? karena kandungan glukosa di dalam darah berperan penting dalam suplai produksi ASI. Karena glukosa berperan penting dalam kenaikan berat badan maka secara otomatis ketika kadar glukosa dalam tubuh dikeluarkan secara terus menerus maka berat badan pun akan turun kembali.

2. Kontrasepsi Alami
Ketika ibu menyusui anak maka selama proses pelepasan ASI akan keluar hormon yang justru menekan hormon lainnya untuk berovulasi ( pelepasan sel telur), hal ini terutama saat diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan dimana hormon ibu belum kembali normal dan belum mendapatkan menstruasi kembali. 

3. Menjaga Kesehatan Jantung
Seperti dilansir dalam hallodetik.com yang menunjukkan sebuah penelitian bahwa menyusui bermanfaat bagi jantung ibu, penelitian tersebut melibatkan 139.000 ibu dan hasilnya terjadi penurunan hipertensi sebesar 11 %, penurunan lemak dalam darah 19% dan pengurangan resiko penyakit jantung sebesar 10%. 

4. Mengurangi Resiko Kanker Payudara
Dalam artikel hallosehat.com menyatakan bahwa sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of North Carolina School of Medicine pada tahun 2009 menunjukkan bawa ibu dengan riwayat keluarga kanker payudara yang menyusui dapat menurunkan resiko kanker payudara sebesar 59%. 

Alasannya adalah karena ketika menyusui maka sel-sel payudara memproduksi susu setiap waktu sehingga membatasi kemampuan sel-sel payudara menyimpang, ketika menstruasi sedikit juga mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen yang merupakan salah satu hal yang berperan sebagai pemicu kanker payudara, selain itu ketika menyusui ibu akan lebih menjaga asupan makanan seperti menjadi tidak merokok atau minum alkohol.


5. Mengurangi Resiko Kanker Ovarium
Lifestyle.kompas.com dalam artikel nya menunjukkan sebuah studi dalam American Journal of Clinical Nutrition yang hasilnya menyatakan bahwa wanita yang menyusui lebih dari 13 bulan memiliki 63% resiko kanker ovarium lebih kecil dibandingkan ibu yang menyusui kurangdari 7 bulan. Menurut peneliti hal ini terjadi karena menyusui dapat menunda ovulasi, karena semakin sering terjadi ovulasi maka semakin besar mutasi sel terjadi yang tentunya dapat memicu penyakit. 

6. Mengurangi Resiko Kanker Lainnya
Seperti dilansir dalam laman doktersehat.com terdapat penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 di Swedia yang menyatakan bahwa ibu yang menyusui dapat menurunkan kanker secara signifikan karena ASI ternyata mengandung senyawa kompleks yang disebut sebagai Human Alpha Lctalbumin Made Lethal to Tumor Cells atau disebut HAMLET yang diyakini mampu melawan zat kanker hingga tak tersisa. Kanker bukan hanya kanker payudara dan ovarium saja namun resiko kanker lainnya seperti kanker getah bening dll.

7. Mengurangi Resiko Diabetes
Dalam sebuah artikel di lifestyle.kompas.com menyatakan bahwa dengan menyusui akan mengurangi resiko penyakit diabetes karena penelitian menunjukan bahwa ketika ibu menyusui lebih dari 3 bulan itu sudah menunjukan perbedaan hasil metabolisme yang signifikan dibandingkan dengan para ibu yang menyusui hanya sebentar. Dalam penelitian sebelumnya Sandra Hummel dari Helmholtz Munchen menyatakan bahwa metabolit tersebut terkait dengan resistensi insulin dan diabetes tipe 2. 

8. Mengurangi Resiko Stroke
Dilansir dalam artikel di kumparan.com yang memaparkan terkait sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal American Heart Association (AHA). Stroke sendiri merupakan salah satu penyakit penyebab kematian bagi perempuan AS, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Dilakukanlah penelitian pada tahun 1990, dan yang terbaru pada tahun 2010, peneliti menemukan adanya hubungan antara menyusui dan stroke. Perempuan menyusui memiliki risiko terkena stroke 23 persen lebih rendah. Sementara pada perempuan kulit hitam risikonya justru menurun lebih jauh, yakni hingga 48 persen.
Menurut peneliti Jacobson, meskipun penelitian ini tidak menunjukan sebab-akibat namun memiliki hubungan/korelasi yang kuat.

9. Mengembalikan Ukuran Rahim
Seperti halnya menyusui dapat membakar kalori ibu lebih cepat, maka hal tersebut berpengaruh pula terhadap kembalinya ukuran rahim. Menyusui dapat memicu kontraksi yang dapat membantu mengecilkan rahim seperti dilansir pada laman wolipop.detik.com.

10. Membantu Mengurangi Pendarahan Uterus
Dalam netralnews.com dijelaskan oleh AIMI ( Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) bahwa menyusui dapat mengurangi resiko pendarahan saat melahirkan karena terjadi pengecilan rahim lebih cepat. Selain dari itu pihak AIMI pun mendorong untuk ibu melakukan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini) karena selain mengandung kolostrum yang bermanfaat untuk bayi hal tersebut juga mampu mengurangi resiko pendarahan.


Sumber Gambar : kumparan.com
Keuntungan Untuk Ibu ( Psikologis)

11. Memperkuat Bonding Ibu dan Anak
Apa itu bonding? secara harfiah bonding itu adalah ikatan, jadi singkatnya bonding adalah ikatan antara ibu dan anak. Kenapa bonding akan lebih kuat dengan menyusui? ya karena ibu dan anak merasa begitu dekat dan tak ada jarak yang memisahkan sehingga ikatan emosi pun dapat terbangun dengan baik. 

12. Memperkuat Naluri Keibuan
Ketika ibu menyusui kepekaan seorang ibu menjadi lebih terasah, ketika ibu sedang terlelap anak bergerak sedikit saja ibu langsung melek karena takut anak mau disusui. Keinginan untuk memeluk anaknya segera ketika anak menangis menunjukan naluri keibuan yang kuat.

13. Attachment ( Kelekatan) Lebih Kuat
Attachment itu kelekatan bukan kedekatan yah, kalau dekat jarak satu meter pun bisa disebut dekat tapi kalau lekat lebih ke ibu dan anak menempel tanpa ada suatu penghalang apapun. Ketika kulit ibu dan kulit anak menyatu akan memunculkan ketenangan tersendiri baik itu bagi ibu ataupun anak. 

14. Mengatasi Stress dan Depresi
Ketika anak ingin disusui ibu langsung menyusui meskipun sedang dalam aktivitas apapun, hal tersebut justru sangat baik untuk menenangkan pikiran ibu sehingga terhindar dari stress ataupun depresi karena hal lainnya. Ketika ASI keluar ada perasaan tenang dan lega apalagi jika melihat senangnya anak ketika disusui.

15. Membantu Mengurangi Kecanduan Untuk Ibu Perokok
Untuk ibu yang merokok sebelumnya dengan menyusui kecanduan tersebut setidaknya akn berkurang, karena kebanyakan orangtua lebih mengutamakan nutrisi anaknya dibandingkan dengan keinginannya sendiri. Karena kurun waktu menyusui cukup lama yaitu 2 tahun maka kebiasaan merokok ibu akan berkurang bahkan lama-lama bisa menghilang asalkan ada niat yang kuat dari ibu itu sendiri.

16. Membuat Ibu Lebih Bahagia
Ketika anak merasa membutuhkan ibunya pada akhirnya ibu pun membutuhkan anaknya sehingga akhirnyapun saling membutuhkan, ibu membutuhkan apa dari anaknya? karena sudah terbiasa akhirnya ibu yang menginginkan anaknya untuk disusui dan ketika itu terjadi ada perasaan tenang dan bahagia yang lebih dibandingkan ketika tidak sedang menyusui.

17. Mengurangi Resiko Baby Blues 
Apa sebetulnya penyebab baby blues? adanya perasan marah karena berubahnya kondisi dari yang asalnya hanya mengurus diri sendiri tiba-tiba ada anak yang harus diurus pula, perasaan marah pun timbul pasca melahirkan yang masih merasakan sakit fisik sehingga dilampiasan kepada perilaku yang tidak tepat kepada anaknya, bisa dengan cara mengabaikan bahkan sampai memukul dan melempar anaknya. Namun jika dari awal ibu menyusui apalagi memberikan inisiasi dini menyusui maka hal tersebut tidak akan terjadi, yang ada hanya perasaan ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.

18. Menumbuhkan Harapan Ibu
Ketika anak disusui ibu seringkali berbicara sendiri di dalam hatinya bahkan seringkali pula diucapkan, sambil menyusui muncul harapan ibu ingin menjadi ibu yang lebih baik dan berharap anaknya terus dalam keadaan sehat dan harapan-harapan lainnya yang keluar dari mulut ibu menjadi sugesti positif untuk ibu sendiri dan anaknya.

19. Membuat Perubahan Perilaku Ibu
Karena adanya perasaan bahagia ketika menyusui maka ibu pun lebih menjaga ketika berperilaku, emotion great motion yaitu emosi merubah perilaku atau gerakan tubuh. Emosi yang bahagia dan tenang maka perilaku pun akan sinkron dengan emosi tersebut.

20. Meningkatkan Self Awareness Ibu
Ibu menjadi lebih sadar akan kebutuhan fisik dan psikologis yang harus dipenuhi agar dapat menjalani hari dengan kebahagiaan, kebutuhan fisik lebih ke menjaga nutrisi yang akan memproduksi ASI untuk anaknya, kebutuhan psikologis berupa terus menerus melakukan hal positif sehingga perasaan bahagia lah yang muncul ketika mengasuh anak.


Sumber Gambar : vemale.com
Keuntungan Untuk Anak ( Fisik) 

21. Nutrisi Terbaik & Aman Untuk Anak
Memang sudah menjadi pengetahuan umum untuk para orangtua bahwa ASI adalah nutrisi terbaik dibandingkan dengan susu lainnya karena kandungan didalamnya yang memiliki manfaat luar biasa, selain nutrisi terbaik ASI juga merupakan nutrisi yang aman 100% seperti dilansir di id.asianparent.com yang menyatakan bahwa pada tahun 2008 ada 53 ribu bayi di China yang mengalami keracunan susu formula dan harus mendapatkan perawatan yang intensif. 

22. Mengurangi Resiko SIDS ( Sudden Infant Death Syndrome), Sindrom Bayi Mati Mendadak
SIDS adalah sindrom bayi mati mendadak pada bayi sehat saat sedang tidur, salah satu manfaat menyusui adalah menurunkan resiko SIDS ini. Seperti dilansir pada id.asianparent.com menyakatan sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2009 yang hasilnya menyatakan bahwa dengan menyusui dapat mengurangi resiko SIDS sebesar 50%.

23. Perlindungan Dari Racun
Kandungan ASI sangat luar biasa sekali yang salah satu manfaatnya adalah melindungi dari racun. Seperti dilansir dalam idai.or.id yang menyatakan bahwa imunoglobulin A yang terdapat dalam ASI memiliki aktifitas antitoksin terhadap enterotoksin ( racun) yang dihasilkan oleh bakteri E. Coli dan V. Cholerae serta antibodi terhadap beberapa tipe E. Coli. 

24. Menambah Berat Badan Optimal
Untuk bayi yang saat lahir memiliki berat badan yang rendah yaitu dai 2.5 kilogram ke bawah sangat disarankan untuk menyusui anaknya dengan ASI secara langsung atau diperah dengan alasan untuk mencukupi nutrisi terbaik bayi sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit atau infeksi dan berat badan bayi pun dapat naik secara optimal.

25. Mengurangi Resiko Munculnya Berbagai Penyakit & Infeksi
Keuntungan ASI yang akan terasa manfaatna hingga anak bertambah usia adalah berkurangnya resiko penyakit dan infeksi pada anak. Seperti dilansir dalam idai.or.id yang menyatakan penelitian dilakukan  oleh WHO yaitu Badan Kesehatan Dunia yang membuktikan bahwa pemberian ASI selama 2 tahun dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit diare dan infeksi saluran napas akut. 

26. Tumbuh Kembang Otak & Syaraf Lebih Optimal
Seperti dilansir dalam lifestyle.kompas.com terdapat penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Brown University Amerika Serikat pada 133 bayi yang hasilnya adalah terbukti ASI dapat mempercept pertumbuhan otak hingga 30 persen, pertumbuhan ekstra pada bgain otak yang mengendalikan kemampuan berbahasa, emosi dan pemahaman.  

27. Meningkatkan Imunitas Tubuh Anak
Usia bayi tentunya belum memiliki sistem kekebalan tubuh sebagaimana orang dewasa, sehingga menurut idai.or.id terdapat berbagai perlindungan yang ditemukan dalam ASI salah satunya untuk mencaga imunitas tubuh bayi dalam hal pencernaan misalnya terdapat antibodi IgA sekretori yang saat menyusui akan berpengaruh terhadap paparan mikroorganisme pada saluran cerna bayi dan membatasi masuknya bakteri ke dalam aliran darah melalui mukosa ( dinding) saluran cerna. 

28. Asupan Gizi Higienis
Selain kandungan ASI yang merupakan gizi terbaik untuk anak, dalam prosesnya pun sangatlah higienis karena ketika ibu menyusui anaknya tidak terpapar oleh virus atau bakteri terlebih dahulu.

29. Mencegah Malnutrisi
ASI dengan kandungan nutrisi yang lengkap maka secara otomatis pada mencegah malnutrisi pada anak, apa saja sih sebetulnya kandungan ASI itu?
Dilansir dalam idai.or.id kandungan ASI diantaranya adalah mengandung karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase dalam usus halus. Kurang lebih 50% energi yang terkandung dalam ASI adalah lemak atau kurang lebih terdapat 40 gram lemak dalam 1 liter ASI (40 g/L). Trigliserida adalah bentuk lemak utama dalam ASI yang kandungannya 97 % - 98% . ASI sangat kaya akan asam lemak esensial yaitu yang tidak diprosuksi tubuh namun sangat diperlukan untuk pertumbuhan otak. Selain dari karbohidrat dan lemak, kandungan protein ASI dalam bentuk whey 70% dan kasein 30%. Kandung Zat aktif lain pun sangat banyak yang fungsinya untuk kekebalan tubuh anak.



Keuntungan Untuk Anak ( Psikologis) 

30. Memperkuat Attachment ( Kelekatan) dengan Ibu
Anak yang disusui maka otomatis kelekatan pun lebih kuat yang implikasinya pada emosi dan perilaku anak yang cenderung stabil serta komunikasi lebih aktif bersama ibunya.

31. Menumbuhkan Perasaan Aman Anak
Ketika anak disusui ada perasaan aman bahwa ibunya ada bersamanya tidak meninggalkannya ketika anak membutuhkan, kebutuhan anak merasa akan terpenuhi karena ibunya ada disampingnya.

32. Menumbuhkan Perasaan Disayangi Anak
Kebutuhan mendasar anak salahsatunya adalah kebutuhan afektif, kebutuhan anak kasih sayang yang jika kebutuhan tersebut terpenuhi maka anak akan lebih ekspresif dan perkembangannya optimal dalam berbagai aspek. Ketika anak disusui muncul perasaan disayangi oleh ibunya, ketika ibu menyusui sambil mencium dan mengelusnya perasaan disayangi anak semakin kuat.

33. Meningkatkan Perkembangan Emosional Yang Stabil
Perkembangan emosional seringkali menjadi permasalahan di usianya yang masih belajar akan banyak hal, anak yang kesepian merasa orang tua tidak menyayanginya tumbuh menjad anak yang pendiam atau emosinya meledak-ledak. Nah ketika anak disusui karena munculnya perasaan disayangi maka emosinya pun lebih stabil.

34. Menumbuhkan Rasa Percaya Anak
Ketika bertambahnya umur sangatlah tidak mudah menumbuhkan perasaan percaya anak kepada orangtuanya, seringkali anak tidak percaya kepada orang tua karena seringkali mengabaikannya. Nah dengan menyusui bisa menjadi salah satu cara jitu supaya perasaan percaya anak muncul sedari awal sehingga komunikasi pun dapat berjalan dengan efektif.

35. Membuat Anak Lebih Tenang
Ketika anak sedang disusui akan memicu keluarnya hormon yang membuat ibu ataupun anak lebih tenang, perasaan tenang karena sebelumnya lapar atau haus kemudian disusui oleh sang ibu membuat anak merasa tenang dan nyaman berada di dekat ibu.

36. Membuat Anak Lebih Bahagia
Anak yang merasa disayangi tentunya akan lebih bahagia dibandingkan anak yang tidak merasa disayangi oleh orangtuanya, perasaan bahagia bisa dilihat dari perilakunya sehari-hari, anak yang senantiasa tersenyum, ceria nan riang adalah salah satu indikator munculnya kebahagiaan dalam diri anak.

37. Membuat Anak Lebih Ekspresif
Anak yang bahagia dan merasa disayangi karena orangtuanya selalu ada maka anak akan lebih ekspresif, ekspresinya dikeluarkan mau itu sedang senang ataupun sedang marah ya keluar saja karena merasa orangtuanya akan mengerti dan kalaupun anak salah orangtua akan tetap memperbaikinya denga cara yang penuh kasih sayang.



Keuntungan Lainnya

38. Segi Ekonomi Lebih Hemat
Inilah kehebatan ASI selain kandungannya yang luar biasa ASI pun murah sekali tak perlu merogoh kocek ibu asalkan ibu makan makanan bergizi yang baik untuk ibu dan anak maka selain itu ibu tidak mengeluarkan biaya apapun lagi jika dibandingkan dengan sufor yang harganya lumayan mahal jika dihitung selama kurun waktu sebulan. 

39. Lebih Praktis/ Simpel
Jika alasan ibu tidak ingin menyusui anaknya karena malas dan ribet begadang misalnya, hal ini salah besar mengingat justru menyusui lebih simpel, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja secara langsung tanpa da proses apapun, jika malam hari pun justru lebih mudah ibu tidak perlu menyeduh terlebih dahulu tinggal langsung disusui selesailah sudah.

40. Lebih Menjaga Lingkungan
Kemasan botol, plastik ataupun kemasan lainnya yang tentunya berkontribusi dalam penambahan jumlah sampah yang pada akhirnya mengganggu kelestarian lingkungan akan berkurang ketika ibu menyusui anaknya, karena dengan ASI tidak menggunakan kemasan apapun. 

Itu saja hal yang bisa disampaikan, mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk kita semua.


Salam Bahagia.

Mozaik Psikologi.

Nb. Berbagai sumber ditampilkan pada deskripsi di atas, bisa langsung di klik saja pada tulisan berwarna biru.


Jika dirasa artikel ini bermanfaat, silahkan boleh langsung di share pada tombol di bawah ini !!