Apa itu Parenting?

Parenting realitanya memiliki makna yang luas sehingga tidak hanya sebatas program pengasuhan orang tua terhadap anaknya saja.

Mengenal Gangguan Psikotik Skizofrenia

Bagaimana sebetulnya deskripsi mengenai gangguan psikotik skizofrenia dimulai dari definisi hingga proses terapinya.

Makna Filosofis logo Mozaik Psikologi

Logo Mozaik Psikologi dengan berbagai makna filosofis di dalamnya yang menjadi daya tarik dengan keotentikannya.

Tips Sukses Menyapih dengan Metode WWL ( Weaning With Love)

Sebuah Metode menyapih anak dengan cinta yang efektif untuk tetap menjaga attachment ibu dan anak .

Efektifitas Menggunakan KB Alami untuk Pasutri

Salah satu jenis KB yang bisa menjadi alternatif untuk pasutri tetap menjaga keharmonisan dibarengi kenyamanan fisik dan psikis.

Rabu, 27 Maret 2019

Konformitas : Perilaku Ikut-Ikutan

Sumber Gambar : dictio.id
Apa sebetulnya yang dimaksud dengan konformitas? singkatnya konformitas bisa disebut sebagai perilaku ikut-ikutan. Jelasnya seperti yang disampaikan oleh Sears, Freedman & Peplau ( 1985) menyatakan bahwa konformitas adalah menampilkan suatu tindakan karena orang lain juga melakukannya.

Sesuai penjelasan di atas rasanya konformitas sangat cocok sekali jika dibahas melihat fenomana saat ini dimana banyak orang melakukan konformitas. Berperilaku hanya karena orang lainpun melakukannya dan terkadang tidak tau betul alasan dibaliknya.

Maka dari itu penulis coba memaparkan mengenai penyebab apa saja yang membuat seeorang menyesuaikan diri / melakukan konformitas. Chek it out !!!

Sears, Freedman & Peplau ( 1985) menyatakan bahwa ada dua alasan utama mengapa seseorang menyesuaikan diri, yaitu karena perilaku orang lain memberikan manfaat dan ingin diterima secara sosial serta menghindari celaan.

1. Kurangnya Informasi
Orang melakukan konformitas penyebab pertamanya karena kurangnya informasi sehingga ia merasa bahwa orang lain memiliki informasi yang tidak dimiliki olehnya dan akhirnya ia mengikuti perilaku orang lain tersebut. Oleh dari itu, tingkat konformitas yang didasarkan pada aspek informasi memiliki dua aspek diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Kepercayaan terhadap kelompok, semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai informan yang benar maka semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok, ia akan mengikuti apapun yang dilakukan kelompoknya tanpa peduli dengan pendapat dirinya sendiri saking menganggap bahwa kelompoknya selalu benar. 
  • Kepercayaan yang lemah terhadap penilaian diri sendiri, salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat konformitas adalah timgkat keyakinannya terhadap kemampuannya sendiri untuk berperilaku dan menampilkan suatu reaksi, ketika seseorang lebih percaya diri dengan pendapatnya sendiri maka konformitaspun menjadi menurun.
Sumber Gambar : wonderspsychology.com
2. Rasa Takut terhadap Celaan Sosial
Alasan kedua yang utama munculnya konformitas adalah karena adanya rasa takut terhadap celaan sosial yang pada akhirnya ia berusaha menyesuaikan diri dan berperilaku seperti orang lain. Terdapat beberapa faktor yang menentukan bagaimana pengaruh celaan sosial terhadap tingkat konformitas, diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Rasa Takut terhadap penyimpangan, kebanyakan orang tidak ingin dipandang sebagai orang yang lain dari lain, kita ingin agar kelompok yang berada di sekitar kita menyukai dan menerima kita sehingga jika berselisih perasaan khawatir muncul. Orang yang tidak mau mengikuti apa yang berlaku dalam kelompok akan dianggap menyimpang dan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Oleh karena hal tersebut maka tingkat konformitaspun menjad lebih tinggi. 
  • Kekompakan Kelompok, peningkatan konformitas bisa terjadi karena adanya kekompakan dalam kelompok, kekompakan yang tinggi akan menimbulkan konformitas yang tinggi pula, hal tersebut disebabkan karena bila seorang anggota kelompok dekat dengan anggota kelompoknya yang lain tentunya akan terasa menyenangkan jika diakui dan terasa menyakitkan jika dicela sehingga perilaku menyesuaikan diri pun akan semakin tinggi karena kecenderungan seseorang ialah ingin diakui. 
  • Kesepakatan Kelompok, orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat maka akan mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya, namun bila kelompok tidak bersatu maka akan adanya penurunan tingkat konformitas, bahkan meskipun ada satu orang saja yang tidak sepakat maka tingkat konformitas akan menurun sekitar seperempat dari tingkat umumnya. 
  • Ukuran Kelompok, maksud ukuran kelompok disini misalnya adalah misalnya ada dua orang dalam satu ruangan dan satu orang menyebutkan ruangan tersebut dingin padahal satu orang lagi menganggap bahwa ruangan tersebut adalah hangat, maka orang kedua tidak akan percaya diri dengan pendapatnya, berbeda halnya jika dalam ruangan tersebut ada lima orang dan empat orang menyatakan bahwa ruangan tersebut hangat dan satu orang dingin, maka yang satu orang tersebut justru akan merasa bahwa ada yang salah dengan penilaiannya, itulah yang dimaksud ukuran kelompom disini. 
Demikian sedikit pemaparan terkait maksud dari konformitas dan penyebab yang melatarbelakanginya, ketika sudah mengetahui penyebabnya maka seyogyanya kita mampu menurunkan tingkat konformitas. 

Semoga artikel ini bermanfaat.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi. 

DAFTAR PUSTAKA

Sears, Freadman, Peplau. ( 1985). Psikologi Sosial. Jilid 2 edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Selasa, 26 Maret 2019

Tantangan Mendidik Anak Laki-Laki & Perempuan


Berawal dari sebuah peribahasa yang diungkapkan oleh forum feminitas bunda yang menyatakan bahwa " mendidik tidak bisa mendadak", hal tersebut tentunya menjadi sebuah pengingat untuk orangtua bahwa jika menginginkan anak yang berperilaku baik dan cerdas tidak bisa mendadak tanpa dipupuk sejak dini. Apa yang ditanam itulah yang dituai, jika sejak dini yang ditanam adalah kebaikan maka sampai dewasapun anak akan berperilaku baik begitupun sebaliknya. Jadi alangkah disayangkan jika orangtua sampai berpikiran bahwa "biarlah namanya juga masih kecil, kalau sudah besar tidak akan demikian" pernyataan orangtua yang seperti itu adalah salah besar, karena anak pun harus diberikan pupuk yang baik untuk menghasilkan sesuatu yang baik pula.

Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah apakah ada perbedaan antara mendidik anak laki-laki dan mendidik anak perempuan?

Sebelumnya harus diketahui bersama bahwa yang disebut sebagai anak bukan hanya pada fase kanak-kanak saja, namun memasuki usia remaja dan dewasa pun ia adalah anak kita yang harus tetap dididik sesuai dengan usianya masing-masing. Misalnya, orangtua tidak bisa mendidik anak yang usianya sudah remaja seperti ke kanak-kanak, begitupun sebaliknya anaknya yang masih fase kanak-kanak janganlah dididik seperti untuk usia remaja, begitupun untuk masa dewasa.

Selanjutnya akan sedikit dipaparkan bagaimana mendidik anak laki-laki dan perempuan dimulai dari fase kanak-kanak hingga dewasa.

Mendidik anak laki- laki fase kanak-kanak
Kenapa tidak dijelaskan mulai dari masa prenatal? karena pada masa awal-awal seperti itu tidak ada perbedaan yang mendasar dalam mendidik anak laki-laki dan perempuan, jadi dimulai pada masa kanak-kanak saja ya.

Pada fase kanak-kanak yang ditanamkan pada anak laki-laki adalah sebetulnya tidak jauh berbeda dibandingkan perempuan, namun tetap jika kelaki-lakiannya harus ditanamkan sejak dini, belajar mandiri dan tangguh. Ingat laki-laki yang kuat bukanlah laki-laki yang tidak pernah menangis, laki-laki boleh menangis jangan dilarang, jika sedari kecil ditanamkan laki-laki tidak boleh menangis maka ia akan melampiaskan ke hal lainnya yang tentunya bisa lebih parah dari menangis, misalnya anak laki-laki tidak diperbolehkan menangis tapi justru menjadi anak yang pemarah. Wajar saja anak menjad pemarah karena dengan cara marah ia berekspresinya. Laki-laki harus kuat tapi bukan berarti tak boleh manangis.

Untuk usia kanak-kanak biarkan anak laki-laki dekat dengan ayahnya, sesuai gendernya dengan tujuan anak lebih bisa meniru sifat kelaki-lakian dari ayahnya, kalau anak laki-laki hanya dekat dengan ibunya bahaya sekali untuk orientasi gendernya.



Mendidik anak laki-laki fase remaja
Pada fase remaja anak laki-laki sudah mulai mencari jati dirinya, sudah mulai terbuka minat bakatnya, sudah mulai memiliki keinginan sendiri. Tugas orangtua adalah menjadi sahabat anak dan tetap mendorong serta mengontrolnya, jadi lebih demokratis ya membebaskan tapi tetap dalam koridornya. Apalagi dengan lingkungan yang sudah mulai tidak kondusif di jaman ini, anak laki-laki haruslah ditanamkan rasa tanggungjawab terhadap dirinya sendiri.

Usia remaja anak laki-laki disarankan lebih dekat dengan lawan gendernya, yaitu ibunya. Maksudnya adalah karena fitrah di usia remaja sudah mulai menyukai lawan jenis, maka harus diarahkan bahwa jika alasannya ingin mengenal perempuan lebih jauh maka ibunya lah tempatnya, tidak peru mencari keluar jika belum siap menghalalkan. Ibu bisa menjelaskan bagaimana perempuan seutuhnya, agar saat dewasa anak sudah lebih paham bagaimana perempuan tanpa harus mencoba terlebih dahulu dengan yang belum halal.


Mendidik anak laki-laki fase dewasa

Sekarang masuk ke fase dewasa untuk anak laki-laki, pada fase ini anak dianggap sudah mampu mengambil keputusan sendiri asalkan pada fase sebelumnya anak memang dibiasakan untuk mandiri dan berekspresi. Tugas orangtua adalah mendukung, menjad sahabat namun tetap memberikan saran-saran yang berarti tanpa menjudge karena sejatinya pada usia dewasa anak sudah tidak suka terlalu diatur, maka orangtua harus mampu menyeimbangkan segala sesuatunya.

Mempersiapkan anak laki-laki untuk menikah jika dirasa sudah siap dan matang. Orangtua tetap menyokong dan tidak terlalu mencampuri semua urusan yang bukan porsi orangtua. Inilah tantangan mendidik anak laki-laki, anak laki-laki dari awal harus disiapkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik minimal untuk diri sendiri dan kedepannya untuk memimpin anak dan istri.


Namun sudah menjadi budaya bahwa hanya perempuanlah yang banyak dididik untuk berumah tangga, anak perempuan disiapkan untuk menjadi istri yang baik, namun orangtua seringkali lupa bahwa anak laki-lakinya pun harus disiapkan menjadi pemimpin yang baik. Seimbanglah yang dikedepankan, tidak hanya fokus ke anak perempuan saja atau[un fokus ke anak laki-laki saja.

Mendidik anak perempuan fase kanak-kanak

Mendidik anak perempuan pada fase ini sebetulnya tidak ada perbedaan yang berarti, orangtua menanamkan sifat keperempuanan seperti lemah lembut, tenang, bersuara pelan, menjaga diri dan tentunya mandiri pun bisa dibiasakan saat usia kanak-kanak. Ketika ibu memasak ajaklah anaknya, inipun berlaku untuk anak laki-laki ya. 

Seperti sebelumnya, masa kanak-kanak dekatkan anak sesuai dengan gendernya yaitu ibunya. Anak lebih bisa mengenal diri sendiri di usia ini jika dekat dengan ibunya. Ajaklah anak bermain sesuai dengan identitas gendernya sejak dini.


Mendidik anak perempuan fase remaja
Fase remaja untuk anak perempuan harus lebih diperhatikan, mengingat pada masa ini sifat-sifat keperempuanan sudah mulai melekat misalnya ingin diperhatikan, ingin dimanja dll. Sifat-sifat seperti ini jangan sampai ia mencari keluar rumah, kebutuhan-kebutuhan akan kasih sayang ini haruslah di dapatkan dari keluarga sendiri. Jadilah orangtua yang bersahabat dan tetap mendukung keinginan anaknya namun tetap mengawasi pula, tidak dibiarkan begitu saja. Anak perempuan fase ini pun tetap diajarkan kemandirian.

Saat fase remaja ini, anak perempuan sudah mulai tertarik dengan lawan jenis karena pubertas, maka jangan sampai ketertarikan tersebut menjadi menyimpang karena kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi di keluarga. Anak perempuan harus lah dekat dengan ayahnya saat usia ini, mendapat kasih sayang dan perhatian yang penuh dari ayahnya dengan tujuan anak tidak mencari kasih sayang terhadap lawan jenisnya, inilah kesalahan keluarga yang tidak banyak menyadari anak menjadi berpacaran karena memang kurang mendapatkan perhatian dari keluarga terutama ayahnya.

Mendidik anak perempuan fase dewasa
Fase dewasa pada anak perempuan merupakan fase yang rentan dimana pada fase ini sudah waktunya anak dipersiapkan menikah. Namun yang sering terjadi dewasa ini karena kesalahan dari fase sebelumnya, anak perempuan yang belum siap menikah namun karena sudah dewasa dianggap mampu untuk menikah, padahal menikah itu bukan hanya karena ingin saja namun harus ada kesiapan di dalamnya. Karena kesalahan inilah angka perceraian di indonesia khususnya terus meningkat.

Jadilah orangtua yang bersahabat dan menerima keputusan yang diambil anak namun tetap melihat segala sudut pandang untuk mendukung serta memberikan yang terbaik untuk anak.

Didiklah anak perempuan untuk menjadi ma'mum yang baik saat berumahtangga kelak, menjadi istri yang taat pada suami dan mampu menghidupkan rumahtangganya dengan sentuhan kasih sayangnya. Laki-laki adalah pemimpin untuk anak istrinya dan perempuan adalah pemimpin untuk anaknya.

Demikian sedikit pemaparan terkait dengan hal-hal apa saja yang perlu ditanamkan pada anak laki-laki dan perempuan sesuai dengan fase perkembangannya.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi.

Kamis, 21 Maret 2019

Taman Air Sabda Alam Cipanas


Garut merupakan salah satu kabupaten dengan beragam destinasi wisata, yang pengunjungnya senantiasa ramai salah satunya adalah pemandian air panas di daerah cipanas. Cipanas ini memiliki banyak sekali tempat pemandian baik itu berupa taman air maupun hotel dan resort. Salah satunya ya sabda alam ini, selain ada hotel dan resort nya sabda alam pun dilengkapi dengan taman air yang cukup nyaman dijadikan pilihan berenang bersama keluarga tercinta.

Sabda Alam ini letaknya di Jl. Raya Cipanas, No. 3, Rancabango, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. 


Foto di atas diambil di pagi hari ya, jadi lahan parkirnya masih kosong dan cuacanya pun adem untuk berendam.
Harga tiket masuk ke sabda alam ini cukup terjangkau, tidak jauh berbeda dengan pemandian-pemandian lainnya yaitu untuk weekday 30.000 rupiah dan weekend 40.000 per orangnya.


Masih sepi ya guys, cocok untuk agan dan sista yang tidak terlalu suka keramaian, karena semakin siang semakin ramai nih pemandian.







Wahana Air cukup banyak yaa diantaranya adalah waterboom, kuda laut, nampan tumpah, jamur payung, flying fox, goa harimau, trampolin, kolam arus dll.
Namun di sabda alam ini jangan heran kalau airnya tidak terlalu panas, hanya hangat sedikit. Jika ingin mandi air panas bisa sambil  di kamar mandi airnya sangat panas sekali.


Jika view nya dari atas sebetulnya sabda alam ini sangatlah indah karena dikelilingi oleh gunung guntur garut.
Untuk traveler's yang belum mencoba, selamat mencoba yah.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi.

Rabu, 20 Maret 2019

Jadilah orangtua yang dihormati tanpa ditakuti


Menjadi orangtua tentunya bukanlah hal yang mudah karena dibalik kesenangan ada juga tanggungjawab yang harus dipikul setelah menjadi orangtua, misalnya bagi seorang ibu yang berat itu bukan saat mengandung dan melahirkan namun justru setelahnya, mau dibawa kemana anak kita? 

Bagi seorang ayah yang berat itu bukanlah mencari nafkah namun bertanggungjawab dalam hal mendidik anak, karena seperti yang diketahui bersama mendidik anak itu bukanlah perkara dunia saja namun perkara akhirat pun ada ditangan orangtua. Terasa begitu berat bukan?

Lalu bagaimana cara mendidik anak dengan segala keunikannya, dengan segala karakternya, dengan segala keperibadiannya yang tentunya bukanlah hal mudah ditangani jika visi misi keluarga adalah bahagia kedua belah pihak, yaitu orangtua bahagia dan anakpun bahagia.

Selalu ada tangis yang menyelimuti di saat orangtua berusaha memberikan yang terbaik namun anak belum bahkan tidak menerima.

Ada teriakkan yang membisingkan saat orangtua dan anak berkompromi untuk mencapai keinginan bersama.

Sumber Gambar : orami.co.id
Lalu dengan cara apakah orangtua menanamkan pendidikan kepada anak tanpa menghujat, memaki, berteriak, menghardik bahkan melakukan agresi fisik?

Ya tentunya dengan cara sebaliknya, dengan kelembutan sebagaimana dicontohkan oleh baginda rasulullah, untuk meluluhkan hati ya dengan kelembutan bukan dengan kekerasan. Kekerasan fisik akan melahirkan kekerasan fisik pula, kekerasan psikis akan melahirkan kekerasan psikis pula.

Kelembutan akan menembus diri anak yang terdalam yang implikasinya terhadap sikap dan perilaku anak.

Apalagi mengingat anak yang merupakan peniru ulung orangtuanya, orangtua melarang anak memukul dengan cara memukul? apa yang terjadi selanjutnya? ya anak memukul lebih keras. Kalaupun anak menjadi diam, terlihat berubah menjadi baik karena pukulan orangtua, sebetulnya anak tidak benar-benar berubah namun merepres dan mengeluarkannya diluar disaat orangttua tidak ada. Jadi anak berhenti memukul bukan karena sadar akan kesalahannya namun karena takut terhadap orangtua.

Sampai disini jelas kan yah, perbedaan yang sangat mendasar dari orangtua yang dihormati atau orangtua yang ditakuti.

Orangtua yang ditakuti melahirkan anak yang berontak atau pendiam sebaliknya orangtua yang dihormati melahirkan anak yang ceria dan lebih ekspresif.

Anak yang takut terhadap orangtuanya akan menurut saja terhadap semua perintah orangtuanya tanpa membantah dan akhirnya melampiaskan diluar orangtuanya sedangkan anak yang menghormati orangtua nya akan mampu memilah mana saatnya ia menurut dan mana saatnya ia berkompromi mengekspresikan keinginannya.

Pertanyaannya adalah ingin menjadi orangtua seperti apa kita?
Pilihan yang dibuat saat anak masih dini akan berpengaruh sampai anak kita dewasa nanti.

Jadilah orangtua yang dihormati tanpa ditakuti.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi. 



Selasa, 19 Maret 2019

Mitos Vs Fakta : Jika Bayi Menangis Biarkan Saja Dulu Untuk Melatih Paru-Parunya



Bayi lahir ke dunia tentunya merupakan momen yang membahagiakan khususnya untuk kedua orangtuanya termasuk ibu. Bayi mungil yang dinanti-nantikan dalam penantian panjang selama masa kehamilan sembilan bulan, bahkan tak sedikit orangtua yang menunggu selama bertahun-tahun untuk bisa hamil dan melahirkan anaknya, tak sedikit orangtua yang melakukan segala cara, segala program kehamilan dilakukan demi hadirnya kebahagiaan baru. Maka nikmat tuhan yang mana lagi yang engkau dustakan seperti termaktub dalam QS Ar-rahman sebanyak 31 kali itu. Namun pada realitanya tak sedikit setelah bayi lahir kebahagiaan itu terasa sekejap karena tertekan oleh bejubel kesulitan yang dihadapi setelah lahirnya anak, tak sedikit orangtua yang mengalami baby blues karena nyatanya mengurus anak tak semudah terlihatnya. 

Namun banyak pula orangtua yang tetap bahagia seiring berjalannya waktu karena menikmati setiap proses yang memang harus dilalui. Menikmati karena memiliki pengetahuan bahwasannya memang seperti inilah prosesnya dan orangtua wajib terus belajar dan belajar untuk lebih baik lagi. 

Bayi yang lahir akan dikatakan normal jika bayi tersebut menangis, karena menangis adalah salah satu indikatornya. Di usia awal bayi lahir pun aktifitasnya selain dari tidur, menyusu yaitu menangis. Mengapa menangis? ya karena itu fitrah alami bayi dalam mengungkapkan emosinya, itulah cara komunikasi bayi ketika membutuhkan sesuatu. Bayi mengompol menangis, bayi BAB menangis, bayi kehausan nangis, bayi lapar menangis, bayi kepanasan nangis, bayi kedinginan menangis, itulah cara bayi berkomunikasi yang harus dipenuhi sesegera mungkin.

Kenapa mesti dipenuhi sesegera mungkin? karena secara naluriah pun orangtua paham bahwa bayi lahir ke dunia yang menurutnya begitu dingin dibandingkan selama sembilan bulan dalam kehangatan berada dalam rahim ibundanya, bayi harus beradaptasi dengan hal tersebut, beradaptasi dalam segala hal. Nah sekarang ketika bayi menangis masa kita biarkan terlebih dahulu dengan dalih supaya anak mandiri, anak gak manja, anak gak cengeng lah, bayi seusia itu belum memiliki tugas perkembangan demikian. Ada saatnya anak memang harus dilatih mandiri tapi bukan semenjak bayi lahir. Bayi baru lahir yang dibutuhkan olehnya adalah kenyamanan dan keamanan. Jika dengan dalih agar anak mandiri dibiarkan ketika menangis berarti orangtua tidak memenuhi hak anak untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanannya.

Selain dari itu, tak sedikit orangtua yang beranggapan bahwa membiarkan bayi menangis terlebih dahulu akan melatih kesehatan paru-parunya. Pernyataan tersebut mitos atau fakta?

Jawabannya adalah mitos, lalu bagaimana faktanya?
Seperti dilansir dalam healthdetik.com yang menyatakan bahwa tidak benar bayi dibiarkan menangis akan menyehatkan paru-parunya, justru sebaliknya bayi yang dibiarkan menangis dalam jangka waktu yang lama beresiko mengalami gangguan perkembangan otak, dan gangguan psikisnya karena stres, stres akut dapat menyebabkan reaksi hormonal berantai yang pada akhirnya memicu kelenjar adrenalin untuk melepaskan hormon stres. Hal tersbut diungkapkan oleh dr. Meta Hanindita, SpA.

Demikian sedikit deskripsi mengenai mitos atau fakta bayi menangis yang dibiarkan apakah akan menyehatkan paru-paru ataukah sebaliknya? jawabannya mitos ya karena faktanya gal tersebut akan menimbulkan ganggan baik secara fisik ataupun psikologis.

Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat untuk kita semua.

Salam Bahagia.
Mozaik Psikologi.