Sumber Gambar : pixabay.com |
Apa itu persona? mungkin pertanyaan itu hadir dalam benak kita., persona ya bukan pesona.
Persona itu secara singkat seringkali disebut topeng, topeng seperti apa maksudnya?
Menurut Alwisol ( 2009) persona itu adalah sebuah topeng/ wajah yang dipakai ketika menghadapi publik. Hal tersebut pada akhirnya mencerminkan persepsi masyarakat mengenai peran yang harus dimainkan dalam hidupnya. Singkatnya, persona itu adalah kepribadian publik, aspek-aspek pribadi yang ditunjukkan pada dunia atau pendapat publik mengenai individu sebagai lawan dari kepribadian privatnya.
Pengertian di atas tentunya menggambarkan pengertian sesungguhnya dari Carl Gustav Jung, seorang psikolog berkebangsaan Swiss yang menyatakan bahwa persona adalah sisi kepribadian seseorang yang ditunjukkan kepada dunia. Jung percaya bahwa setiap manusia terlibat dalam peranan tertentu yang dituntut oleh dunia sosial. Misalnya seorang politikus diharapkan menampilkan muka penuh keyakinan untuk memenangkan suara masyarakat dan aktor dituntut untuk memamerkan gaya hidupnya sesuai dengan keinginan publik ( Jung, 1950/1959 dalam Feist & Feist, 2010 ).
Namun, meskipun persona merupakan sisi penting dalam kepribadian, sebaiknya kita tidak mencampurkan bagian yang ditampilkan di depan publik dengan diri kita, benar adanya jika kita harus diterima di masyarakat namun jika kita terlalu menggunakan persona/topeng maka kita akan kehilangan sentuhan inner self dan cenderung hidup hanya untuk memenuhi harapan sosial. Agar sehat secara psikologis maka kita harus mempertahankan keseimbangan antara harapan sosial dengan bagaimana kepribadian kita yang sebenarnya caranya adalah dengan mengurangi tingkat kepentingan harapan sosial ( Jung, 1950/1959 dalam Feist & Feist, 2010 ).
Persona dibutuhkan untuk survival/ bertahan hidup, membantu diri mengontrol perasaan, pikiran dan tingkah laku yang tujuannya untuk menciptakan kessan tertentu kepada orang lain namun seringkali menyembunyikan hakikat pribadi yang sebenarnya. Namun jika kita terlalu sering menggunakan persona maka akan membuat diri kita asing dengan diri sendiri dan perasaan sendiri yang akhirnya bisa menjadi manusia palsu, sekedar pantulan masyarakat yang tentunya bukan manusia yang otonom ( Alwisol, 2009).
Sumber Gambar : pixabay.com |
Sesuai dengan teori menurut para ahli di atas dapat kita analisis dan observasi pada kehidupan kita sehari-hari bahwa ternyata persona itu muncul bukan hanya pada orang dewasa saja, namun bisa dimulai saat masa kanak-kanak.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang rentan sekali, dimana anak mulai belajar mengenal emosi satu demi satu. Keadaan seperti apa yang mendorong usia anak di dominasi oleh personanya? keadaan dimana orangtua dianggap sosok yang menakutkan bagi anak. Ketika anak sudah insecure maka anak tidak memiliki keberanian untuk menunjukan inner self nya, atau dirinya yang sebenarnya. Anak seakan baik-baik saja didepan publik termasuk orang tua padahal semua itu dilakukan untuk menutupi rasa takutnya ketika berekspresi, anak menjadi takut salah ketika melakukan sesuatu yang pada akhirnya anak berperilaku sesuai tuntutan sosial saja dan yang paling utama tuntutan orangtua saja tanpa memikirkan dirinya yang menahan segala hal. Dari sinilah sudah tumbuh benih bahwa anak didominasi oleh personanya untuk survival yang akhirnya akan berefek pada masa selanjutnya yaitu remaja dan dewasa, seperti yang dijelaskan di atas jika diri didominasi oleh persona maka akhirnya ia hanya akan menjadi manusia palsu, sangat disayangkan sekali hal ini seringkali di skip oleh para orangtua.
Ketika dari masa kanak-kanak sudah seperti itu, jika tidak ditangani dengan tepat maka akan berlanjut ke masa remaja. Kondisinya seperti apa?
Kondisi dimana masa remaja adalah masa untuk menemukan jati diri, namun ternyata karena tuntutan sosial akhirnya di usia ini bukan menemukan jati diri tapi malah terbelenggu untuk memuaskan harapan sosial. Misal nih di lingkungan sekolah saja yang seringkali terjadi ketika pemilihan jurusan, seorang remaja yang sangat menyukai IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial) atau Bahasa namun karena tuntutan sosial, justru ia masuk ke jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang jelas tidak disukainya, hal tersebut pada akhirnya memotong potensi remaja tersebut dan ia tidak bisa belajar dengan maksimal karena ia hanya menuruti harapan sosial, bukan keinginannya sendiri. Kenapa ia hanya menuruti harapan sosial ? ya karena sama seperti masa kanak-kanak, orangtua merupakan sosok yang menakutkan dan tak bisa dibantah, sehingga remaja tersebut hanya ingin diakui oleh orangtua dan lingkungan sosial lainnya.
Nah sekarang kita masuk ke masa dewasa, di masa ini nih puncaknya persona mendominasi diri seseorang jika seseorang tidak bisa menyeimbangkan antara harapan sosial dan bagaimana kepribadian yang sebenarnya. Misalnya seperti yang disebutkan di atas, seorang politikus yang hanya mementingkan bagaimana harapan sosial yang berlaku padanya sehingga akhirnya ia hidup hanya untuk publik tanpa mementingkan kepentingan kepribadiannya sendiri hanya untuk memenangkan suara masyarakat, jika terus-terusan persona yang digunakan maka suatu saat kepribadian aslinya akan muncul dan menjad tak terkontrol karena memang sekian lama tidak terbiasa menggunakan sisi kepribadian aslinya.
Contoh selanjutnya seorang aktor/aktris/publik figure lainnya yang dituntut untuk selalu tersenyum dan terlihat bahagia di depan khalayak meskipun misalnya kepribadian aslinya jauh dari hal tersebut. Itulah salah satu penyebab banyak sekali aktor/aktris yang tiba-tiba bunuh diri padahal sebelumnya terlihat baik-baik saja di depan publik.
Pelajaran yang bisa diambil dari materi ini adalah bahwa kita harus mampu mempertahankan keseimbangan antara mana harapan sosial yang harus dilakukan dan mana kepribadian asli kita yang justru harus dimunculkan, persona pun memiliki fungsi untuk mengontrol perasaan, pikiran dan tingkah laku. Namun jika persona dipakai secara berlebihan tanpa menghadirkan sosok asli dalam diri kita maka akhirnya ya tidak akan sehat secara psikologis, dan hal tersebut tentunya bisa berakibat fatal untuk kelangsungan hidup.
Itu saja sedikit deskripsi terkait apa itu persona dan bagaimana persona berkembang dari masa ke masa, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua..
Salam Bahagia..
Mozaik Psikologi..
Masa kanak-kanak merupakan masa yang rentan sekali, dimana anak mulai belajar mengenal emosi satu demi satu. Keadaan seperti apa yang mendorong usia anak di dominasi oleh personanya? keadaan dimana orangtua dianggap sosok yang menakutkan bagi anak. Ketika anak sudah insecure maka anak tidak memiliki keberanian untuk menunjukan inner self nya, atau dirinya yang sebenarnya. Anak seakan baik-baik saja didepan publik termasuk orang tua padahal semua itu dilakukan untuk menutupi rasa takutnya ketika berekspresi, anak menjadi takut salah ketika melakukan sesuatu yang pada akhirnya anak berperilaku sesuai tuntutan sosial saja dan yang paling utama tuntutan orangtua saja tanpa memikirkan dirinya yang menahan segala hal. Dari sinilah sudah tumbuh benih bahwa anak didominasi oleh personanya untuk survival yang akhirnya akan berefek pada masa selanjutnya yaitu remaja dan dewasa, seperti yang dijelaskan di atas jika diri didominasi oleh persona maka akhirnya ia hanya akan menjadi manusia palsu, sangat disayangkan sekali hal ini seringkali di skip oleh para orangtua.
Ketika dari masa kanak-kanak sudah seperti itu, jika tidak ditangani dengan tepat maka akan berlanjut ke masa remaja. Kondisinya seperti apa?
Kondisi dimana masa remaja adalah masa untuk menemukan jati diri, namun ternyata karena tuntutan sosial akhirnya di usia ini bukan menemukan jati diri tapi malah terbelenggu untuk memuaskan harapan sosial. Misal nih di lingkungan sekolah saja yang seringkali terjadi ketika pemilihan jurusan, seorang remaja yang sangat menyukai IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial) atau Bahasa namun karena tuntutan sosial, justru ia masuk ke jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang jelas tidak disukainya, hal tersebut pada akhirnya memotong potensi remaja tersebut dan ia tidak bisa belajar dengan maksimal karena ia hanya menuruti harapan sosial, bukan keinginannya sendiri. Kenapa ia hanya menuruti harapan sosial ? ya karena sama seperti masa kanak-kanak, orangtua merupakan sosok yang menakutkan dan tak bisa dibantah, sehingga remaja tersebut hanya ingin diakui oleh orangtua dan lingkungan sosial lainnya.
Contoh selanjutnya seorang aktor/aktris/publik figure lainnya yang dituntut untuk selalu tersenyum dan terlihat bahagia di depan khalayak meskipun misalnya kepribadian aslinya jauh dari hal tersebut. Itulah salah satu penyebab banyak sekali aktor/aktris yang tiba-tiba bunuh diri padahal sebelumnya terlihat baik-baik saja di depan publik.
Sumber Gambar : astridkhairina.blogspot.com |
Itu saja sedikit deskripsi terkait apa itu persona dan bagaimana persona berkembang dari masa ke masa, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua..
Salam Bahagia..
Mozaik Psikologi..
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. ( 2009). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press.
Feist, J. & Feist, G.J. ( 2010). Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.
Jika dirasa arikel ini bermanfaat, boleh di share pada timbol di bawah ini!!!
Jika dirasa arikel ini bermanfaat, boleh di share pada timbol di bawah ini!!!
0 komentar:
Posting Komentar